Berita Detail

blog

Bentuk Beragam Komunitas Demi Seni Sunda

Ditengah berkembangnya moderenitas yang melanda kaum muda, berdampak pada banyaknya adat istiadat dan tradisi yang sudah mulai ditinggalkan dan kian memudar. Dan hanya segelintir orang yang mau  mempertahankan seni dan budaya  Seperti yang dilakukan Ibo Javasnoz dengan mendirikan banyak komunitas sunda di Kabupaten Bogor.

Hal bebeda dilakukan oleh seorang penggiat kesenian asal Bogor Ibo Javasnoz, pria berbadan tambun ini rela melua­ngkan waktunya untuk melesta­rikan budaya sunda yang sudah mulai terkikis. Terlebih pada 2015 ini hanya tinggal segelintir orang yang masih konsisten dalam melestarikan budaya sunda. “Jika seni dan budaya sunda ditinggalkan maka anak cucu kita hanya dapat men­dengarkan cerita dari orang tuanya saja,” ujarnya.
Dalam kegiatan melestarikan budaya sunda, pria yang biasa disapa kang Ibo ini mempunyai beberapa komunitas sunda diantaranya, komunitas karin­ding, komunitas iket sunda kiwari, dan komnunitas lainnya yang berkaitan dengan budaya sunda. Menurutnya salah satu faktor memudarnya kesenian dan tradisi budaya sunda ini karena kurangnya kesadaran orang tua yang memberitahukan tentang budaya-budaya sunda. “Jika orang tuanya membe­ritahkan tentang sejarah-sejarah sunda, saya yakin mungkin tradisi budaya masih akan tetap eksis, tanpa harus menunggu momen,” terangnya.
Ibo juga mencontohkan salah satu budaya yang sudah terkikis seperti sedekah rakyat yang jarang sekali dilaksanakan, padahal menurutnya sedekah rakyat merupakan budaya yang sangat bagus dan relegius, terlebih dalam rangkaian acara­nya sedekah rakyat menunjukan rasa terimakasih kepada alam semesta dan Tuhan. “Padahal sedekah rakyat juga kegiatan yang religius. Dan kegiatan ini sudah mulai ditinggalkan,” katanya.

Pentolan komunitas isuk ini menjelaskan, untuk melestarikan kebudayaan sunda, setiap bulan dirinya menggelar diskusi dengan teman-teman yang ada di dalam komunitasnya. Hal itu sengaja dilakukan untuk menjaga eksistensi seni dan kebudayaan sunda. “Setiap bulan saya dengan teman-teman komunitas selalu berdiskusi atau bedah sejarah, seperti sejarah situ-situ, alat kesenian karinding dan lain sebagainya,” jelasnya.

Ia berharap, agar stiap masyarakat agar tetap menjaga eksistensi budaya dan senian, agar anak cucu dapat mengetahuimya, tidak hanya mendengarkan cerita-cerita dari orang tuanya. “Jika masyarakat kita benar-benar menjaga serta ingin melestarikan, cobalah sesekali bawa anak cucunya maen ketempat-tempat bersejarah, agar mereka mengetahui sejarah-sejarah di masa lalu,” tegasnya.

Bagikan :